Rabu, Mei 13, 2009

Ribuan Keluarga Simbolon Rayakan Natal di JCC Senayan

Kamis, 20 Desember 2007 - 19:46 wib Siswanto - Okezone JAKARTA-Perayaan Natal 2007 keluarga besar Simbolon se Indonesia yang dilaksanakan di Asembly hall JCC, Senayan Jakarta, Kamis (20/12/2007) dihadiri oleh 5.000 umat Kristiani. Acara berlangsung meriah. Selain diikuti keluarga Simbolon se Jabotabek, juga hadir utusan dari berbagai daerah. Seperti Samosir, Pematangsiantar, Medan, Jambi, Riau, Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Kalimantan dan Bali. Dalam sambutannya, Ketua Umum Punguan Simbolon Bohot Boruna se Indonesia (keluarga besar Simbolon se Indonesia) Effendi MS Simbolon mengatakan perayaan Natal akbar ini baru pertama kali dilaksanakan. Selain memperingati hari kelahiran Yesus Kristus, juga dimaksudlkan untuk mempererat persaudaraan solidaritas dan melestarikan nilai-nilai budaya Batak sebagai bagian dari budaya nasional. Selain itu, keluarga besar Simbolon juga mengundang seluruh perwakilan marga-marga yang ada di kalangan orang Batak sebanyak 141 marga. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu harmoni yang kondusif dalam pluralisme di kalangan orang Batak. Anton Simbolon, sekjen keluarga besar Simbolon di sela-sela acara mengatakan, saat ini keluarga besar Simbolon sedang merancang kegiatan pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah di Pulau samosir. "Tujuannya, untuk mengurangi arus urbanisasi penduduk di sana," ujarnya. Menurut panitia perayaan Natal keluarga besar Simboklon, Ny Diana Simbolon, pemberdayaan masyarakat akan dilakukan dengan mengembangkan usaha kecil menengah, sehingga petani dan lain-lain di sana bisa kita dukung dengan membantu misalnya pinjaman dana. "Dengan demikian kita harapkan tercipta lapangan kerja," kata Ny Diana. Kedepan, keluarga besar Simbolon akan mengelola dana abadi yang merupakan iuran dari marga Simbolon. Selanjutnya, dana yang telah terkumpul itu akan disalurkan melalui pemberian kredit. Ny Diana mengatakan, di Samosir umumnya masyarakat memiliki mata pencarian sebagai petani palawija. "Karena minimnya lapangan kerja, kebanyakan penduduk merantau ke kota-kota lain," tandasnya. (sjn)

Tidak ada komentar: